Apa yang dimaksud dengan uji hayati?
Uji hayati, atau bioassay, adalah metode ilmiah yang digunakan untuk menilai efek biologis dari suatu zat pada organisme hidup. Metode ini berguna dalam berbagai bidang seperti farmasi, toksikologi, ekologi, dan bioteknologi untuk menentukan potensi, efektivitas, atau toksisitas bahan tertentu.
Tujuan Uji Hayati
1. Menilai Efektivitas:
- Digunakan untuk mengukur seberapa efektif suatu obat, pestisida, atau bahan kimia lainnya dalam menghasilkan respons biologis yang diinginkan.
2. Menilai Toksisitas:
- Mengidentifikasi tingkat toksisitas atau potensi bahaya dari zat tertentu terhadap organisme hidup.
3. Pemantauan Lingkungan:
- Menilai dampak dari polutan atau kontaminan terhadap lingkungan atau ekosistem.
4. Penelitian dan Pengembangan:
- Membantu dalam penelitian dasar untuk memahami interaksi antara bahan kimia dan organisme hidup.
Untuk lebih memahami lebih dalam tentang uji hayati, berikut praktikum sederhana yang dapat dilakukan di rumah dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan :






Data Pengamatan




Untuk memahami praktikum di atas dapat dipahami melalui pembahasan dari beberapa pertanyaan di bawah ini :
- Apa warna positif yang ditunjukkan makanan setelah diteteskan betadine? Bahan mana saja yang menghasilkan reaksi positif pada uji karbohidrat menggunakan betadine tersebut?
Jawab : warna positif pada uji karbohidrat ditandai dengan perubahan warna betadine dari coklat menjadi biru. Pada percobaan ini yang memberikan hasil positif mengandung karbohidrat ialah sampel biskuit, kentang, dan nasi - Mengapa bisa terjadi perubahan warna pada makanan setelah diteteskan betadine?
Jawab : pada uji karbohidrat dengan betadine merupakan uji untuk mengetahui adanya polisakarida (amilum). Perekasi betadine/iodine jika dicampur dengan amilum akan menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk sampel uji monosakarida dan disakarida akanmenunjukan hasil negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul iodine. Oleh karena itu hasil negatif menunjukan sampel tersebut tidak mengandung amilosa dan amilopektin - Mengapa saat disoroti cahaya pada kertas buram yang telah diolesi sampel ada yang menjadi transparan ada juga yang tidak transparan?
Jawab : kertas buram digunakan sebagai uji lemak. Bahan makanan yang mengandung lemak akan membuat kertas buram/kertas minyak menjadi transparan. Kertas buram/kertas minyak yang tidak transparan menandakan sampel tidak mengandung lemak - Bandingkan kertas yang dioleskan minyak dengan kertas yang dioleskan susu!
Jawab : Kertas minyak yang diolesi minyak lebih transparan dibandingkan yang diolesi oleh susu hanya sedikit transparan. Hal tersebut menunjukan kandungan lemak dalam minyak lebih banyak dibandingkan kandungan lemak pada susus secara kualitatif - Apa fungsi penambahan garam pada sampel? Bagaimana reaksi sampel saat diberi garam?
Jawab : Pada uji protein, penambahan garam pada sampel uji berfungsi untuk mengidentifikasi adanya kandungan protein pada sampel uji. Kelarutan protein akan berkurang ketika ada penambahan garam-garam anorganik. Ketika sampel ditambahkan garam, makan pengendapan akan terus terjadi karena kemampuan ion garam yang dapat meghidrasi, sehingga terjadi persaingan antara garam anorganik dan molekul protein untuk mengikat air. Pada percobaan ini dapat dilihat pada sampel susu, putih telur, dan sari jeruk terdapat endapan, hasil menunjukan posistif mengandung protein - Bagaimana kelarutan sampel saat diteteskan cuka?
Jawab : Penambahan cuka dalam sampel uji ini mebuat terbentuknya gumpalan-gumpalan, kecuali pada larutan gula. Hal ini menunjukan sampel uji positif mengandung protein. Kelarutan protein ketika ditambahkan cuka dengan konsentrasi tertentu yang semakin dekat dengan titi isolistrik proteinnya. Apabila pH isoelektriknya sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan sehingga terbentuk gumpalan. - Mengapa saat diteteskan sabun cuci piring pewarna pada sampel berpencar dan menghindari sabun cuci piring tersebut?
Jawab : Penambahan sabun cuci piring pada sampel uji mengakibatkan pewarna menjadi berpencar. Hal ini karena sabun cuci piring mempunyai sifat untuk bisa melemahkan ikatan kimia yang menahan lemak dan protein yang larut pada setiap sampel uji. Sabun memiliki dua kutub yang berbeda, yaitu hidrofilik yang bersifat menarik air dan bisa larut dalam air. Sedangkan ujung satunya disebut hidrofobik yang menjauhi air, sehingga ujung ini menempel di gumpalan lemak pada sampel. Reaksi yang membuat pewarna makanan jadi terlihat bergerak adalah karena molekul lemak pada sampel akan saling menekuk, berbelok, dan berputar ke segala arah saat penambahan sabun yang masuk ke sampel.
Persamaan Reaksi yang terjadi
Uji karbohidrat

Uji Lipid

Uji Protein

Dari Praktikum diatas dapat disimpulkan :
Sampel uji positif karbohidrat adalah biskuit, kentang, dan nasi Uji Lipid
Sampel uji positif lipid/lemak adalah susu, kemiri, margarin, minyak, dan santan Uji Protein
Sampel uji positif protein adalah susu sapi, sari jeruk, dan putih telur
- Sifat fisika yang teridentifikasi pada percobaan sederhana ini ialah :
Uji karbohidrat : hasil positif ditandai perubahan warna iodine dari coklat menjadi biru tua pekat
Uji lipid : hasil positif ditandai dengan kertas minyak yang menjadi transparan dan hasil negatif kertas minya tidak transparan
Uji Protein : hasil positif yang menghasilkan pewarna bergerak saat penambahan sabun cuci piring, terdapat gumpalan saat ditambahkan cuka, dan terdapat endapan saat ditambahkan garam