Praktikum Sederhana Reaksi Kristalisasi & Sublimasi

Praktikum Dari rumah : Reaksi Kristalisasi dan Sublimasi

Praktikum sederhana yang dapat dilakukan dari rumah dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan di rumah. Praktikum kali ini akan membuktikan rekasi kristalisasi dan sublimasi.

Apa itu reaksi kristalisasi?

Kristalisasi adalah proses di mana zat dalam bentuk larutan, gas, atau lelehan berubah menjadi bentuk padat dengan struktur kristal yang teratur.

Proses tersebut terjadi ketika molekul atau ion dalam larutan mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi pola yang teratur dan stabil, membentuk kristal dan dipicu oleh berbagai kondisi, seperti pendinginan, penguapan pelarut, atau perubahan konsentrasi larutan.

Apa itu rekasi sublimasi?

Sublimasi adalah proses di mana suatu zat berubah langsung dari bentuk padat ke bentuk gas tanpa melewati tahap cair terlebih dahulu. Reaksi ini terjadi ketika partikel-partikel dalam zat padat mendapatkan cukup energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar partikel dan langsung berpindah ke fase gas.

Sublimasi terjadi ketika zat padat dipanaskan sehingga partikel-partikelnya memperoleh cukup energi kinetik untuk langsung memasuki fase gas. Proses ini biasanya memerlukan kondisi tekanan rendah atau suhu tinggi

Untuk lebih memahami bagaimana rekasi kristalisasi dan sublimasi berlangsung dapat kita lakukan praktikum sederhana berikut :

Pembahasan

Pada praktikum sederhana kristalisasi dan sublimasi diatas terdapat beberapa pembahasan yang menjelaskan bagaimana reaksi tersebut berlangsung, kamu dapat memahaminya dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:

  1. Mengapa garam dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi?
    Jawab : karena sifat garam yang mudah larut dalam air sehingga tidak dapat dilakukan pemisahan garam dengan pengotor hanya dengan proses penyaringan. Dalam proses rekristalisasi campuran garam dengan pelarut air di campurkan dengan arang dan di saring sehingga yang tersisa hanya larutan garam murni. Syarat kristalisasi zat yang akan di pisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi dari pada titik didih pelarut, sehingga larutan garam krosok dapat dipanaskan hingga pelarut air menguap seluruhnya dan yang terbentuk adalah kristal garam murni.
  2. Mengapa kapur barus dapat dimurnikan dengan cara sublimasi?
    Jawab : Prinsip kerja sublimasi adalah mengubah zat padat menjadi gas dengan di panaskan , lalu gas yang terbentuk segera didinginkan sehingga gas menjadi kristal padat kembali. Teknik pemisahan ini untuk memisahkan zat padat dengan zat padat, tanpa melalui proses pelarutan terlebih dahulu (fasa cair). Pada percobaan ini kapur barus dihaluskan dan dicampurkan dengan pasir. Pemisahan di lakukan dengan memanaskan campuran hingga kapur barus menguap sedangkan pasir tertinggal dalam wadah. Selanjutnya uap kapur barus akan didinginkan dan menempel pada tutup menyublim menjadi kristal putih.
  3. Apakah pelarut air baik digunakan untuk proses rekristalisasi pada garam krosok ? Jelaskan!
    Jawab : pelarut air merupakan pelarut yang baik untuk proses rekristalisasi garam krosok, karena memenuhi syarat- syarat pelarut untuk rekristalisasi yaitu titik didih air lebih rendah dari pada titik beku garam, pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan pengotornya.
  4. Apa fungsi dari proses pemanasan pelarut pada rekristalisasi dan penambahan es batu pada proses sublimasi?
    Jawab: proses pemanasan pelarut pada rekristalisasi berfungsi untuk menguapkan dan menghilangkan pelarut dari kristal. Sedangakan penambahan es batu pada proses sublimasi berfungsi untuk menyerap panas dari uap sublimasi sehingga membantu mempercepat uap membentuk kembali menjadi kristalnya.
  5. Bandingkan larutan sebelum dan setelah penambahan arang, jelaskan fungsi penambahan arang/karbon aktif pada tahapan rekristalisasi!
    Jawab : sebelum penambahan arang larutan garam tidak berwarna, setelah penambahan arang larutan menjadi keruh. Fungsi peambahan arang ini untuk mengikat zat pengotor yang terdapat pada garam dan menghilangkan zat warna, sehingga ketika penyaringan yang keluar sebagai filtrat larutan garam murni tidak berwarna (jernih).
  6. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara sublimasi dan rekristalisasi berdasarkan proses dan hasil pemisahan zat murni yang didapatkan!
    Jawab : pada proses rekristalisasi dan sublimasi sama sama memisahkan campuran dengan cara menguapkannya dan hasil akhirnya adalah kristal padat murni dari masing-masing zat. Perbedaan dari kedua metode ini ialah terletak pada proses pelarutan, rekristalisasi melewati tahap pelarutan (fasa cair) dan penyaringan untuk mendapatkan kristal murninya atau bisa disebut pemisahan zat cair dengan zat padat, tentunya harus dengan menggunakan pelarut yang memenuhi syarat, yaitu ketika diuapkan pelarut titik didhnya lebih rendah dari pada titih leleh zat yang akan di murnikan, segingga pelarut dapat menguap dan pada suhu tertentu yang akan tersisa hanya akan membentuk kristal murni. Sedangkan pada sublimasi tidak dilakukan proses pelarutan, hanya dengan menghaluskan kemudian memanaskan dengan berdasarkan pada titik leleh uap zat yang akan di murnikan, dengan kata lain sublimasi ialah pemisahan zat padat dengan zat padat berdasar pada titik lelehnya, sehingga ketika suhu tertentu yang menguap hanya zat yang akan dimurnikan saja dan kemudian menyublim menjadi kristal kembali, yang tersisa dalam wadah hanya pengotornya saja.

Kesimpulan

  • Pada proses rekristalisasi pada garam krosok digunakan pelarut air
  • Melakukan proses sublimasi pada sampel kapur barus dengan zat pengotor pasir
  • Menjernihkan dan menghilangkan warna larutan pada proses rekristalisasi garam krosok menggunakan arang
  • Pada proses rekristalisasi garam krosok diperoleh kristal garam yang lebih halus dan berwarna putih bersih
  • Pada proses sublimasi kapur barus didapatkan kristal pada tutup dan tersisa pasir pada wadah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *